Pages

Jumat, 15 April 2011

SOLO PUTRI

Hmmm...kerjaan dikantor udah selesai semua, dari pada ngerumpi mendingan nulis aja deh, sekalian mengingat-ingat resepsi pernikahan saya beberapa minggu yang lalu. Selain melayu, pernikahan saya juga menggunakan adat jawa yaitu solo putri, ritualnya antara lain:

Arak-arakan, suami saya beserta keluarganya berarak-arak menuju tempat resepsi (yaitu rumah orang tua saya) dengan diiringi kompangan bersyair islami, sedangkan saya beserta keluarga menunggu kehadiran pihak suami di pelaminan.

Setelah arak-arakan sampai ditempat resepsi saya beserta keluarga menyambut kedatangan pihak laki-laki, kemudian kita duduk didepan pintu masuk sambil menonton beberapa orang yang bersilat (saya juga gak tau maksudnya apa..)

Kemudian saling melemparkan daun sirih yang diikat dengan benang putih, (sayang fotonya gak ada) waktu itu jarak saya dan suami saya kira-kira 2 meter. Kalau tidak salah ritual tersebut namanya balangan, katanya tujuan dari balangan adalah untuk mengetahui kedua pengantin adalah manusia asli (emangnya saya dan suami makhluk jadi-jadian...wkwkwk...). 

Setelah itu perias pengantin mempertemukan saya dan suami sambil memegang tangan kita dan membaca do'a-do'a (saya gak denger do'a apa yang dibaca oleh ibu perias pengantin). 

Injak telur (wiji dadi),

Suami saya menginjak telur dengan telapak kakinya kemudian saya memncucikan kaki suami saya dengan air bunga. Awalnya saya kira telur yang diinjak adalah telur mentah tetapi ternyata telur yang telah direbus, mungkin untuk menghindari bau amis dari telur mentah. Setelah itu saya mengelap kaki suami saya dan memakaikan sandalnya. Ritual injak telur ini diartikan sebagai pengantin pria yang telah siap menjalani kehidupan rumah tangga dan siap menjadi imam dalam keluarga, kemudian dengan penuh kasih sayang sang suami membantu istri untuk berdiri, sedangkan pengantin wanita siap melayani suami dengan penuh cinta.

Setelah itu papa, mama, mertua, dan saudara mara bergantian memberikan saya dan suami air putih (tapi koq rasanya manis?.. hoho...).

Menggendong pengantin, Setelah injak telur papa saya menggendong saya dan suami dengan kain dari perias pengantin warnanya merah putih (saya gak tau namanya apa), papa yang berada di depan menarik kami dengan kain tersebut, kemudian mama mendorong dari belakang sampai ke kursi pelaminan. 
Kegiatan ini mempunyai arti bahwa ayah pengantin selalu menunjukkan jalan kehidupan dalam berumah tangga dengan dukungan dari ibu pengantin.

Setelah itu papa memangku saya di paha kiri dan suami di paha kanan dan tangan papa berada di pundak kita, sedangkan mama menanyakan kepada papa “berat yang mana pah?”, “sama” jawab papa.  Ini menandakan bahwa sudah tidak ada lagi anak kandung dan menantu, kasih sayang yang diberikan sama. 

Kacar kucur. Dengan di arahkan oleh perias pengantin saya memegang kantong (kain) kosong berwarna merah. Kemudian suami saya menuang beras, rempah-rempah dan koin kedalam kantong saya, setelah itu kami berdua memberikannya kepada mama sambil berkata “ma, hanya ini yang bisa kami berdua berikan, kami tak akan bisa membalas semua yang telah mama dan papa berikan”

Ritual ini berarti bahwa suami haruslah memberikan nafkah lahir dan bathin kepada istri.
Setelah itu saya dan suami saling menyuapi nasi kuning dan lauk pauk yang telah disiapkan oleh perias pengantin, walaupun nasi kuningnya keras (mungkin karna udah dari tadi pagi disiapkan), terpaksalah saya telan (gak mungkin kan mau dimuntahin dipelaminan. Wkwkwk....) kemudian minum air putih bersama-sama. 

Dan yang terakhir sungkeman yang didahului dengan kedua orang tua perempuan. Saya dan suami seakan menyembah kedua orang tua, kemudian mencium tangan beliau dan memohon do'a restu agar kelak rumah tangga kami selalu di berkahi ALLAH swt dan berkekalan hingga akhir hayat. Amin.


Itulah urutan prosesi pernikahan saya yang menggunakan adat solo putri, mohon maaf jika ada yg salah. 

Semoga pernikahan kami di berkahi ALLAH swt dan berkekalan hingga akhir hayat. amin...

Cukup cantik kan saya dengan pakaian solo putri?... hhe... :)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sobat

 
Copyright (c) 2010 Coretan Chayi. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes And Web Hosting Reviews.